Lagu Pembawa Kematian
Namaku adalah Nina, aku anak pertama dari tiga bersaudara, sekarang aku bersekolah di salah satu SMA negri di kota yang dikenal sebagai kota pahlawan yaitu Surabaya.
Hari ini kulangkahkan kakiku menuju perpustakaan, tapi, entah kenapa rasa cemas, gelisa dan takut menyelimuti hatiku, aku merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Akhirnya aku sampai di perpustakaan, aku memilih bangku paling pojok karena hanya itu yang tersisa untukku.
Aku mulai berkonsentrasi membuat lagu untuk di ikutkan dalam "Lomba Membuat Lagu'' di sekolahku. Aku mulai memikirkan tema yang akan kubuat dalam laguku, akhirnya aku memilih tema yang sudah akrab di telinga masyarakat terutama para Remaja yaitu ''Cinta,'' tapi entah kenapa otakku tak mampu berpikir apapun yang berhubungan tentang Cinta. Mungkinkarena aku sudah lupa bagaimana rasanya dan tak pernah merasakan apapun tentang cinta semenjak kematian kedua orang tuaku saat aku masih membutuhkan bimbingan serta kasih sayang dari mereka.
Aku beralih ke tema yang selanjutnya, yaitu tentang "Teman," tapi sama saja, aku tak mampu berpikir apapun tentang pertemanan. Mungkin karena aku selalu di kucilkan semua orang yang ada di dekatku sehingga aku tak mempunyai teman seorangpun. Akhirnya aku memutuskan untuk membuat lagu tentang ''Horror'' karena aku salah satu penggemar berat cerita horor.
Aku mulai menyusuri perpustakaan, untuk mencari inspirasi untuk membuat lagu, hingga mataku tertuju pada kertas yang terjatuh saat aku mengambil sebuah buku di rak paling belakang. Kertas itu sebelumnya diselipkan di antara buku-buku yang tertata rapi memenuhi rak buku tua itu. Setelah kulihat kertas itu berisikan sebuah lagu yang berjudul ''Kematianku'' yang lengkap dengan not-not angka yang ditulis dengan tinta merah tapi lebih seperti darah. ''Bagus juga lagu ini, kupakai saja daripada pusing bikin lagu, toh mereka tidak tahu kalau ini bukan karyaku,'' gumamku dalam hati.
Kubawa kertas itu menuju ruang musik yang slalu menjadi ruangan paling sepi diantara ruangan lain di sekolahan ini, saat aku melangkah menuju ruangan musik, aku merasa seperti diawasi oleh seseorang tapi saat aku menoleh yang ada hanya lorong kosong yang gelap dan begitu mencekam. Kumulai menyanyikannya dengan diiringi oleh piano tua yang selalu ada di ruangan itu.
.
Kematianku.
Wahai malaikat pencabut nyawa.u
Tolong cabut nyawaku yang tak berharga ini.
Aku sudah muak dengan kehidupan ini Kehidupan yang slalu menyiksaku.
Wahai malaikat pencabut nyawa.
Tolong kabulkan permintaanku.
Permintaan kecil dariku.
Permintaan yang akan menjadi permintaan terakhirku.
.
Aku mendengar suara wanita menggema di ruangan itu ''Lagu pembawa kematian telah di nyanyikan!'' kata wanita itu berulang-ulang. Seketika bulu kudukku meremang, hawa dingin mulai menusuk, aku terkesiap melihat seorang wanita memakai gaun serba hitam dan sayap burung berwarna hitam yang menghiasi punggungnya yang di penuhi darah. Mulut wanita itu robek dan slalu mengeluarkan darah, wajahnya pucat seperti orang yang sudah mati dan tangan kanannya memegang sebuah belati yang dilumuri darah hitam.
.
Aku terpaku melihat wanita itu, diriku tak bisa berlari maupun berteriak. Hingga akhirnya tanpa kusadari belati yang ada ditangannya menancap tepat di jantungku sehingga darah mengalir deras dari dadaku. Napasku terasa berat dan pandanganku mulai kabur. ''Lagu pembawa kematian telah di nyanyikan, aku adalah malaikat pencabut nyawa yang telah kau panggil, sebagairasa terima kasih akan aku kabulkan permintaan terakhirmu. Hidupmu akan segera berakhir hahahaha!'' itulah kalimat yang ia ucapkan dengan seringainya dan mata pembunuh yang tak pernah aku lihat.
.
Belati itu di cabut olehnya dan langsung di tancapkannya di leherku yang di penuhi oleh tonjolan uratku yang menegang karena menahan sakit yang sangat luar biasa, lalu pandanganku seketika "gelap."
.
Akhirnya aku meregang nyawa di tangan makhluk yang ada di lagu terkutuk itu.
.
THE END.
Komentar
Posting Komentar
-Berkontar lah Yang Sopan Dan Bijak Sesuai Isi konten