Cinta


Romeo
Pemuda itu tercenung, racun dalam genggaman, siap ditenggak. Dia hanya sehidup semati dengan pasangannya, Juliet. Namun sayang, mereka tetap tidak bisa bersatu. Romeo terpanggang dalam neraka, karena aksi bunuh dirinya.
.****

Bersama
.
"Kumohon, jadilah kekasihku!" Dia menatapku, keyakinan terkobar dalam pandang manik biru wanita itu. Tapi ..., "Aku tidak bisa."
.
Langsung saja, dia melompat. Tubuhnya sekejap melayang, sekejap pula langsung tercecer di jalan. Mengenaskan. Kenapa dia tidak mengerti posisiku? "Maaf, Ellen, suamiku sudah menunggu."
****
Stalker
.
Keringat basahi kemejaku. Jantung berdegup mengalahkan cepatnya langkah lari. Dan saat aku melihat ke belakang, dia masih di sana!
.
Kemilau pisau yang ia acungkan mengancam, siap menancap jantung apabila aku berhenti sekarang. Tolong!
.
Dug! Sial!
.
Aku tersandung. Dia menyeringai, puas dan licik. Derapnya yang kian dekat membuatku menyeret mundur tubuh. "Kenapa kau menolakku?! Padahal aku sudah mengagumimu sejak 25 tahun yang lalu!!" Belum sempat aku menjawab, besi tajam itu menggorok leherku.
.
Tapi aku masih 23 tahun!
****
Love?
.
"Cinta itu ... tidak melulu tentang romantisme kan?"
Jane menggeleng. "Cinta itu saat hati bergetar senang apabila hanya dengan melihat senyumnya." Kontan saja, senyum pria itu makin lebar. "Jadi jika setiap hari aku bisa membuatmu jatuh cinta?"
.
"Tentu tidak. Aku mungkin akan jatuh cinta saat kau berhenti tersenyum, Jeff."
****
'-'
Tamat

Komentar

Postingan Populer